WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : DADU SETAN
SATU
DI UFUK barat cahaya sang surya mulai memudar. Warnanya yang putih benderang perlahan-lahan berubah kuning kemerahan pertanda tak selang berapa lama lagi akan memasuki titik tenggelam. Cahaya kuning ini menyaput sebuah bukit batu di selatan Losari yang puncaknya berbentuk aneh yaitu merupakan dua buah dinding tinggi pipih dan saling terpisah hanya sejarak satu jari. Jika angin bertiup melewati celah maka akan terdengar suara seperti tiupan seruling. Penduduk desa sekitar kaki bukit menganggap bukit itu angker. Boleh dikatakan tak ada seorangpun yang berani menginjakkan kaki di sekitar kaki bukit dan mereka memberi nama bukit itu Bukit Batu Bersuling.
Pada petang menjelang senja itu empat orang kelihatan berkelebat dari arah timur. Gerakan mereka luar biasa cepat dan nyaris tanpa suara. Pertanda mereka adalah orang-orang rimba persilatan berkepandaian tinggi. Di depan sekali Rayi Jantra, bertindak sebagai penunjuk jalan. Lelaki muda yang masih menjabat Kepala Pasukan Kadipaten Losari ini berkat pengobatan yang diberikan Purnama, dalam waktu dua hari mengalami kesembuhan dari cidera yang dialaminya.
Di belakang Rayi Jantra berlari kakek berkepal
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #151 : Sang Pembunuh Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kisah Seribu Kelereng
Semakin tua, aku semakin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan sunyi bagiku yang pertama bangun di pagi hari, atau mungkin ...
-
Oleh: Handini Audita Hampir semua orang di dunia ini pernah merasakan kehadiran seorang sahabat. Bahkan anak-anak TK pun memiliki sahabat. ...
-
Oleh: Iqbal Damawi Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung. “Kenapa kau selalu ...
-
Penyesalan akan datang kemudian. Ini pasti. Tidak mungkin dong kita menyesal sebelum berbuat sesuatu. Penyesalan akan datang saat kita meny...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar