Senin, 30 November 2015

Karet Gelang

Karet Gelang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Suatu kali saya membutuhkan karet gelang, satu saja. Shampoo yang akan saya bawa tutupnya sudah rusak. Harus dibungkus lagi dengan plastik lalu diikat dengan karet gelang. Kalau tidak bisa berabe. Isinya bisa tumpah ruah mengotori seisi tas. Tapi saya tidak menemukan satu pun karet gelang. Di lemari tidak ada. Di gantungan-gantungan baju tidak ada. Di kolong-kolong meja juga tidak ada.

Saya jadi kelabakan. Apa tidak usah bawa shampoo, nanti saja beli di jalan. Tapi mana sempat, waktunya sudah mepet. Sudah ditunggu yang jemput lagi. Akhirnya saya coba dengan tali kasur, tidak bisa.

Dipuntal-puntal pakai kantong plastik, juga tidak bisa. Waduh, karet gelang yang biasanya saya buang-buang, sekarang malah bikin saya bingung. Benda kecil yang sekilas tidak ada artinya, tiba-tiba menjadi begitu penting.

Saya jadi teringat pada seorang teman waktu di Yogyakarta dulu. Dia tidak menonjol, apalagi berpengaruh. Sungguh, Sangat biasa-bisa saja. Dia hanya bisa mendengarkan saat orang-orang lain ramai berdiskusi. Dia

hanya bisa melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Itu pun kadang-kadang salah. Kemampuan dia memang sangat terbatas.

Tetapi dia sangat senang membantu orang lain; entah menemani pergi, membelikan sesuatu, atau mengeposkan surat. Pokoknya apa saja asal membantu orang lain, ia akan kerjakan dengan senang hati
... baca selengkapnya di Karet Gelang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Rabu, 25 November 2015

Bunga Cantik Dalam Pot Yang Retak

Bunga Cantik Dalam Pot Yang Retak Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rumah kami langsung berseberangan dengan pintu masuk RS John Hopkins di Baltimore. Kami tinggal dilantai dasar dan menyewakan kamar-kamar lantai atas pada para pasien yang ke klinik itu.

Suatu petang dimusim panas, ketika aku sedang menyiapkan makan malam, ada orang mengetuk pintu. Saat kubuka, yang kutatap ialah seorang pria dengan wajah yang benar buruk sekali rupanya. "Lho, dia ini juga hampir cuma setinggi anakku yang berusia 8 tahun," pikirku ketika aku mengamati tubuh yang bungkuk dan sudah serba keriput ini. Tapi yang mengerikan ialah wajahnya, begitu miring besar sebelah akibat bengkak, merah dan seperti daging mentah., hiiiihh...!

Tapi suaranya begitu lembut menyenangkan ketika ia berkata, "Selamat malam. Saya ini kemari untuk melihat apakah anda punya kamar hanya buat semalam saja. Saya datang berobat dan tiba dari pantai Timur, dan ternyata tidak ada bis lagi sampai esok pagi." Ia bilang sudah mencoba mencari kamar sejak tadi siang tanpa hasil, tidak ada seorangpun tampaknya yang punya kamar. "Aku rasa mungkin karena wajahku ... Saya tahu kelihatannya memang mengerikan, tapi dokterku bilang dengan beberapa kali pengobatan lagi..." Untuk sesaat aku mulai ragu2, tapi kemudian kata2 selanjutnya menenteramkan dan meyakinkanku: "Oh aku bisa kok tidur dikursi goyang diluar sini, di veranda samping ini. Toh
... baca selengkapnya di Bunga Cantik Dalam Pot Yang Retak Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Minggu, 22 November 2015

Sajadah Buat Emak

Sajadah Buat Emak Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Endraaa, mandi!” Emak memanggilku. Kutinggalkan lapangan. Itulah tempat bermainku dan kawan-kawan. Tidak luas sih, tapi cukuplah bagi kami bermain kejar-kejaran sampai badan dan baju basah kena keringat.

Tak ingin Emak memanggilku untuk kedua kalinya, aku berlari menuju halaman belakang rumah. Tidak langsung pergi mandi sih, badanku masih basah dengan keringat. Nih, malah ada keringat menetes dari sela-sela rambutku, mengalir turun sampai leherku. Lagi pula kata Emak kalau badan masih berkeringat sebaiknya tidak buru-buru mandi. “Nanti malah sakit. Tunggulah sebentar sampai suhu badanmu normal. Tidak kaget jadinya waktu kena air,” begitulah nasihat Emak.

Wah, seru sekali permainan kami hari ini. Begitu serunya hingga waktunya shalat Maghrib tiba masih saja aku ingat betapa hebat cara kami saling menjatuhkan menara. Bukan menara betulan lho, melainkan pecahan-pecahan genting tanah liat yang kami tumpuk hingga setinggi lutut anak kecil. Kami bermain dalam dua kelompok berlawanan. Masing-masing kelompok punya satu menara yang harus di jaga dari kelompok lain. Jika menara berhasil dijatuhkan hingga tak ada lagi sisa pecahan genting yang bertumpuk, maka kelompok yang menjatuhkan menara tersebut me
... baca selengkapnya di Sajadah Buat Emak Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Selasa, 17 November 2015

Menghitung Hari

Menghitung Hari Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“1.043”
Tidak terasa, sudah hamper 3 tahun aku terus seperti ini. Setiap pagi kerjaannya hanya merobek kalender yang aku buat khusus dengan angka yang aku tulis manual hingga ribuan. Tapi sampai hari ke-1.043 ini juga, masih belum ada perubahan untukku.

Drrtt…drrtt…drrtt…
“Jangan lupa minum obat non :)”
Pesan dari Rion itu selalu menghiasi layar inboxku setiap pagi. Seolah dia adalah alarm.
—-*—-
“Ra…” tak kuasa ku menahan air mata. Kuterduduk lemas di bangku tepi danau, tepat dibawah rimbunan dahan pohon yang melindungiku dari rintik air hujan pagi itu.

Drrtt…drrtt…drrtt…
“Non, udah ya, jangan nangis lagi”
Entah dari mana Rion tahu kalau saat ini aku sedang menangis. Aku heran dengannya, kenapa dia selalu tahu apa yang sedang aku lakukan, dimana, bersama siapa dan dalam keadaan apapun. Aku selalu berfikir, apakah dia ada disekitarku? Tapi sudah pernah aku cari, bahkan sering, tetapi tidak ada siapapun di sekitarku.
Dengan mata terpejam, aku berdoa.
“Tuhan, beri aku kekuatan.”
Tak lupa aku menghanyutkan bunga mawar merah itu di danau. Kemudian berlalu dibawah payung di tengah rintik hujan yang bersenandung.
————-

“1.074”
Sudah sebulan ini aku tidak berkunjung k
... baca selengkapnya di Menghitung Hari Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Selasa, 10 November 2015

DOA

DOA Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Ada seorang laki-laki yang tinggal di dekat sebuah sungai. Bulan-bulan musim penghujan sudah dimulai.

Hampir tidak ada hari tanpa hujan baik hujan rintik-rintik maupun hujan lebat.

Pada suatu hari terjadi bencana di daerah tersebut. Karena hujan turun deras berkepanjangan, permukaan sungai semakin lama semakin naik, dan akhirnya terjadilah banjir.

Saat itu banjir sudah sampai ketinggian lutut orang dewasa. Daerah tersebut pelan-pelan mulai terisolir. Orang-orang sudah banyak yang mulai mengungsi dari daerah tersebut, takut kalau permukaan air semakin tinggi.

Lain dengan orang-orang yang sudah mulai ribut mengungsi, lelaki tersebut tampak tenang tinggal dirumah. Akhirnya datanglah truk penyelamat berhenti di depan rumah lelaki tersebut.

“Pak, cepat masuk ikut truk ini, nggak lama lagi banjir semakin tinggi”, teriak salah satu regu penolong ke lelaki tersebut.

Si lelaki menjawab, “Tidak, terima kasih, anda terus saja menolong yang lain. Saya pasti akan diselamatkan Tuhan. Saya ini kan sangat rajin berdoa.”

Setelah beberapa kali membujuk tidak bisa, akhirnya truk tersebut melanjutkan perjalanan untuk menolong yang lain.

Permukaan air semakin tinggi. Ketinggian mulai mencapai 1,5 meter. Lelaki tersebut masih di rumah, duduk di atas almari.

Datanglah
... baca selengkapnya di DOA Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Kisah Seribu Kelereng

Semakin tua, aku semakin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan sunyi bagiku yang pertama bangun di pagi hari, atau mungkin ...